Dzikir Masuk Pasar
https://ajwa-media.blogspot.com/2013/11/dzikir-masuk-pasar.html
Foto: jpmi
Dzikir Masuk Pasar
Dzikir ini sangat ringan, namun memberikan nilai pahala sangat besar. Mengapa bisa demikian? Jawabannya karena dzikir ini dibaca di pasar. Di baca di tempat umumnya manusia lupa Allah, jauh dari ibadah.
Di saat manusia dalam kondisi lupa Allah, ada diantara hamba-Nya yang justru berdzikir dan mengingat Sang Pencipta. Di saat semua manusia sibuk dengan dunia dan perdagangannya, dia justru menjadi orang yang ingat Allah. Banyak berdzikir ketika di masjid, atau ketika di tengah majlis dzikir, adalah perbuatan yang lumrah. Namun berdzikir di tempat umumnya orang lupa Allah, adalah amalan yang istimewa.
Beramal di Tengah Kelalaian Manusia
Kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, melaksanakan jamaah isya di awal malam. Beliau rutinkan itu, agar tidak memberatkan umatanya. Namun suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan shalat isya hingga tengah malam. Para sahabat dengan setia menunggu beliau di masjid hingga tengah malam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamdatang dan membesarkan hati para sahabatnya,
مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ غَيْرَكُمْ
”Tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang menunggu shalat isya, selain kalian.” (HR. Bukhari 566 dan Muslim 638)
Ketika menjelaskan hadis ini, Ibnu Rajab mengatakan,
وفي هذا إشارة إلى فضيلة التفرد بذكر الله في وقت من الأوقات لا يوجد فيه ذاكر له ولهذا ورد في فضل الذكر في الأسواق ما ورد من الحديث المرفوع والآثار الموقوفة حتى قال أبو صالح: إن الله ليضحك ممن يذكره في السوق وسبب ذلك أنه ذكر في موطن الغفلة بين أهل الغفلة
Dalam hadis ini terdapat keterangan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah di waktu-waktu dimana tidak ada orang yang berdzikir. Karena itulah, terdapat keutamaan besar untuk dzikir ketika masuk pasar, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan keterangan sahabat. Hingga Abu Sholeh mengatakan,
“Sesungguhnya Allah tertawa terhadap orang yang berdzikir ketika masuk pasar. Sebabnya adalah orang ini berdzikir di tempat yang melalaikan, di tengah-tengah orang yang lalai untuk berdzikir kepada Allah.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 131).
Kemudian, al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan beberapa keutamaan berdzikir di tengah kelalaian masyarakat dalam mengingat Allah, diantaranya,
1. Dzikir ini akan lebih rahasia. Sementara amal sunah yang lebih rahasia, nilainya lebih besar. Karena itu, dzikir di keramaian hendaknya dibaca pelan, tanpa menggunakan tasbih.
2. Amal ini lebih berat dilakukan. Karena umumnya manusia akan mengikuti apa yang dilakukan masyarakat di sekitarnya. Dan semakin berat amal itu dikerjakan, pahalanya semakin besar.
3. Berdzikir di tengah kelalaian masyarakat, menjadi sebab Allah tidak menurunkan adzab kepada mereka. Ibnu Rajab menyebutkan,
قال بعض السلف: ذاكر الله في الغافلين كمثل الذي يحمي الفئة المنهزمة ولولا من يذكر الله في غفلة الناس لهلك الناس
Sebagian ulama salaf mengatakan, ”Berdzikir mengingat Allah di tengah orang yang lupa Allah, ibarat orang yang melindungi sekelompok masyarakat yang lemah. Andaikan bukan karena keberadaan orang yang berdzikir di tengah kelalaian manusia, niscaya mereka akan binasa.” (Lathaif al-Ma’arif, hlm. 133).
Kisah Menakjubkan
Diceritakan oleh Abu Qilabah (w. 104 H) – seorang ulama tabiin –,
التقى رجلان في السوق فقال أحدهما للآخر تعال نستغفر الله في غفلة الناس ففعل فمات أحدهما فلقيه الآخر في النوم فقال علمت أن الله غفر لنا عشية التقينا في السوق
Ada dua orang mukmin yang ketemu di pasar. Kemudian yang satu menasehatkan kepada temannya, ’Mari kita memohon ampun kepada Allah di tengah kelalaian manusia.’ Keduanyapun banyak membaca istighfar. Suatu ketika salah satu orang ini meninggal. Tiba-tiba yang hidup ketemu temannya dalam mimpi. Dia berpesan, ’Tahukah kamu, ternyata Allah mengampuni dosa kita sore hari ketika kita ketemu di pasar.’ (At-Targhib wa at-Tarhib, no. 2620)
Semoga kita dimudahkan untuk selalu rutin berdzikir di setiap kesempatan.
Allahu a’lam
Oleh : Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Sumber : pengusahamuslim
- Dilarang Berkomentar SARA
- Dilarang Berkomentar KOTOR