Kemendagri Persoalkan penduduk yang beragama dan tidak beragama
https://ajwa-media.blogspot.com/2013/12/kemendagri-persoalkan-penduduk-yang.html
Kementerian Dalam Negeri baru-baru ini mempersoalkan penduduk yang beragama dan tidak beragama.
Karena keduanya tidak akan mendapatkan diskriminasi dalam hal mengurus administrasi kependudukan.
Penegasan itu disampaikan Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Irman, dalam acara sosialisasi Undang Undang 23/2006, di Hotel Grand Sahid.
Kemendagri tidak melarang warga negara Indonesia untuk mengosongkan kolom identitas agama saat mengisi formulir kepengurusan kependudukan.
“Kalau memang tidak menganut satu dari enam agama yang ada, tulis saja jenis kepercayaannya, dan kalau memang tidak beragama, kosongkan saja,” tegas Irman.
"Menurut Irman, Kemendagri tetap akan memberikan layanan administrasi kependudukan meskipun warga menyatakan tidak beragama."
Tak urung kebijakan itu mendapat reaksi keras dari masyarakat. Di sosial media kebijakan itu dikecam, dan bahkan muncul tudingan, kebijakan itu telah menghapus Pasal 1 Pancasila.
Akun Twitter @aftian menulis: “Pancasila ayat 1 mulai dihapus dari KTP”. “Horeee…. Pancasila ayat 1 udah diganti,” tulis @bambangts.
Namun ada yang luput dari perhatian Kemendagri, yaitu apabila penghilangan kolom agama dan jenis kelamin di KTP maka ketika seorang korban tragedi kebakaran kereta di Bintaro baru-baru ini misalnya, maka orang yang menemukan jenazah akan bingung mau di kuburkan di pemakaman Islam, kristen atau di bakar?
Senada dengan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mahfudz Siddiq melalui akun @MahfudzSiddiq ikut bersuara keras soal penghilangan kolom agama dan jenis kelamin di KTP. “Kolom agama di #ktp ya perlu. Kalau mati tak ada keluarga jadi tahu pakai cara apa ngurus jenazahnya. Kecuali mayat yg gak mau diurus,” kicau @MahfudzSiddiq.
Spin Doctor Para Penguasa Mulai Bermain
Namun kami menilai ada yang tak beres menjelang putaran pemilu April 2014 mendatang, umat Islam dipancing terus menerus amarahnya dan dihancurkan karakternya dan mencuat ke permukaan sehingga partai kafir meraup untung atas umat Islam yang gamang dan menguasai Indonesia.
Lihat saja kasus Pekan Kondom Nasional dan produk farmasi yang mengandung babi, penulis hoax belabel 'jilbab hitam', vonis cepat Lutfi Hasan Ishaq yang meluluhlantakkan kepercayaan rakyat pada PKS. Dan masih banyak lagi.... sudah tak terhitung sudah berapa puluh kasus pemberangusan karakter umat Islam.
Seorang jurnalis menilai agen spin doctor alias pengalih isu memainkan emosi dan memperpanjang irama genderang agar rakyat Indonesia lupa dengan kasus yang melibatkan kroni Susilo Bambang Yudhoyono dan Cikeas.
Waspada dan tetap fokus pada perjuangan umat Islam, ayo ungkap dosa korupsi yang menjadi musuh nomor satu di negeri ini. [hudzaifah/voa-i/Ajwa]
- Dilarang Berkomentar SARA
- Dilarang Berkomentar KOTOR